Selasa, 17 April 2012

TEORI BURRHUS FREDERIC SKINNER


 Teori Skinner
 Burrhus Frederic Skinner  lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di kota kecil Pennsylvania Susquehanna. Skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik. hanya sebagian kecil dari prilaku yang bisa dipelajari.  Konsioning klasik hanya menjelaskan bagaimana prilaku yang ada dipasangkan dengan rangsangan yang baru, yang mana dalam teoritersebut tidak menjelaskan bagaimana prilaku operan baru tersebut dapat dicapai. Dalam teori belajarnya Skinner mendefinissikan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan prilaku.
Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant ( penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan. Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan bebas berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang muncul karena adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tersebut. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.
Ada 4 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
  1. Belajar itu adalah tingkah laku.
  2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
  3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
  4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.
Gaya mengajar guru dilakukan secara searah dan dikontrol melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise). Manajemen kelas menurut Skinner berupa usaha untuk memodifikasi prilaku (behavior modification) antara lain dengan proses penguatan(reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi ingatan apapun pada perilaku yang tidak tepat.
Skinner percaya bahwa proses pembelajaran yang utama antara binatang dan manusia sama. Jadi, mesin pengajarannya juga sama yaitu didasarkan pada prinsip pembelajaran melalui penguatan. Bagi Skinner di dalam pembelajaran guru merupakan arsitek utama dalam pembentukan tingkah laku siswa agar siswa dapat bertutur sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa itu. Tujuan pembelajaran dibagi dalam tugas-tugas kecil yang diperkuat satu demi satu agar serangkaian perbuatan atau operan itu dapat diperkuat sehingga dengan demikian dapat menambah kemungkinan berulangnya perbuatan-perbuatan ini di kemudian hari. Di sini guru harus memperhatikan benar-benar waktu-waktu yang tepat untuk memberikan penguatan begitu juga selang waktu pemberiannya harus diatur dengan baik.
Menurut Skinner yang paling penting yang harus diperhatikan adalah hubungan antara respon yang berlangsung dapat diamati, jangan memikirkan hubungan mental di antara keduanya karena hubungan-hubungan mental itu tidak dapat diamati.
Skinner menyatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan ( reinforcement) maksudnya pengetahuan yang terbentuk melalui ingatan stimulus-respon akan semakin kuat apabila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan menjadi dua yaitu penguatan positiif dan penguatan negatif. Bentuk-bentuk penguatan positif yaitu hadiah, permen, kado, makanan, perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengajungkan jempol ) dan penghargaan. Bentuk-bentuk penguatan negatif yaitu menunda atau tidak memberi penghargaan, memberi tugas tambahan/menunjukkan perilaku tidak senang.
Beberapa prinsip belajar Skinner :
1.      Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar diberi penguatan.
2.      Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3.      Materi pelajaran digunakan sistem modul.
4.      Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5.      Dalan proses pembelajaran tidak digunakan hukuman. Untuk ini lingkungan perlu diubah untuk menghindari adanya hukuman.
6.      Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variabel rasio reinvorcer.
7.      Dalam pembelajaran digunakan shaping.
Konsep-konsep yang dikemukakan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhan itu karena stimulus –stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dlam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya serta memahami konsep yang mungkin timbul akibat respon tersebut.
Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakain kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilangkan bila dikenai hukuman.
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pembelajaran, karakteristik pebelajar, media, dan fasilitas pembejaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar.
Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis atau dipilah sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti iniditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapakan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya. Contohnya yaitu percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak ang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Skinner yaitu :
1.      Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan
2.      Kekurangan
Tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan menyulitkan
lancar arnya kegiatan belajar-mengajar.
Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa. Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua mata pelajaran. Sebaliknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan para siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi, menari atau olahraga.