Senin, 21 Juli 2014

Cerpen - MAAF!!!! AKU Mencintai



Rembulan di ujung sana beradu dengan lampion yang berkilauan dengan indahnya. Berjejer dengan rapi yang sangat menawan, menggemaskan. Sangat!!! Dentingan dan titik dawai klenteng menambah kesyahduan atas kepemilikin lilin2 harum yang menyeruak di dalamnya. Warna merah menyalah tak kalah hebatnya, sungguh pemandangan yang tak bisa d pungkiri. Sang malam sampai iri saja melihatnya. Itu nyata, lihatlah di ujung sana ri buan orang memasukinya dengan suka cita, mereka tak pernah menghentikan langkahnya. Berjalan dengan di penuhi senyum!! Luar biasa bukan!!! Anugrah Tuhan, ya itu anugrah. Jangan mengabaikannya. Stopp nikmati dan rasakan saja.
" kau tau bukan, ini sangat indah. Lihatlah dan jangan berpaling, semua terasa indah. Tak terkalahkan. Bener2 ini nyata. Aku merindukannya" umpat serra dalam hati, melihat bintang dan rembulan malam iini yang telah beradu padan di ujung sana
" tak ingin kah kau menjemputku, kau tak merindukanku?? Dasar bodoh. Aku sangat merindukanmu!! Datanglah, hey tak bisa kah datang. Come on, aku menunggu saat ini dan saat ini. Aku mau saat ini" gejolak batin serra seakan berperang di dalam. Kerongkongannya seakan tersendak. Ah bukan tetapi mulut manisnya dengan bibir cherrynya sangat menawan tak mampu untuk membuka. Melampiasakan apa yang sebenarnya.jangkauann saja itu mustahil, ini namanya menyebalka .
"Kau tau, aku pernah ingin menyerah! Ingin lari dan tak ingin menoleh lagi. Kau tau, ternyata ini sebuah angan semata yang kulangkahkan. Hatiku saja tak beranjak. Kenapa??? Karena rindu sudah tertanam" lagi2 gejolak dalam batin pia masih saja berargumen dengan rianya tanpa ada ungkapan yang keluar
"Maaf!!!" Akhirnya penantian pun terucap,suara lembut itu
***
"Tak bisakah?? Kali ini saja, aku harap kamu memaklumi semua ini. Aku sangat menginginkan!!!
"Maaf" ujar serra lirih yang hampir tak terdengar
"Sudahlah aku mengerti sekarang, tak perlu meminta maaf. Aku sudah bosan mendengarnya. Memuakkan bukan??? "Ujar suara serak yang berada di ruangan yang sama dengan serra. Aku sudah cukup untuk memaklumi yang kesekian kalinya, tak perlu khawatir, mengertilah"
" aku tau, dan seharusnya memang maaf tak bisa merubah semuanya. Namun hanya itu yang bisa aku lakukan, kau paham itu bukan?? Sergah serra kembali menatap laki2 yang tengah memalingkan wajahnya.
" bodoh!!! Mungkin memang ini sudah menjadi takdir. Kesekian kalinya bukan?? Dan aku sudah kebal dengan itu."cowok yang baru kemarin malam membuka behelnya tersebut bangkit dan beralih duduk ke sofa yang berada dekat dengan Dvd player itu.
"Kya apa yang kau katakan!!! Hey bukan aku yang bodoh, kau terlalu kekanakan. Dasar cungkring "umpat Serra yang tak terima perkataan Bisma.
Taukah bisma karisma?? Ya cowok yang selalu saja datang pada rembulan lagi memancarkan indahnya. Bodoh bukan, sebenarnya dia tau aku takut gelap namun dia selalu berucap alasan. Bukan, seribu alasan selalu dia suguhkan untuk membela diri.
"egois, sudahlah berdebat denganmu sangat membosankan, setiap hari tak ingin kalah!!! menang terus. dasar wanita ckckck" gerutu bisma yang sudah kehabisan akal untuk membahas ocehan pia yang dia rasa tak ada gunanya
" ya aku tau aku bodoh, egois. untuk itu aku minta maaf, kau benar cewek itu egois selalu saja memikirkan perasaan tanpa memperdulikan otaknya. itukan maksud kamu?? lirih Seraa, kertas yang ada d gengamannya pun kini hancur. oh bukan tapi udah jadi mainan pingpong.
" memikirkan perasaan. ckckck. ya sangat memikirkan. hati saja sakit karena kau terlalu memikirkannya bukan" bisma sudah tidak tahan. tanpa mengucpkan salam langkah kakinya sudah tak terlihat.
" maaf, akupun merasakan hal yang sama. sakitt" namun aku ingin mempertahankannya" tes tes tanpa terasa pipi Serra sudah basah. air matanya tak kuasa merasakan beban semua ini, uluh hatinya seakan ikut melangsa dengan semua ini.
****
" tak bosankan kau menulis di Diary itu. apa hebatnya dia?? hanya sebuah kertas kosong yang kau goreskan dengan tinta hitammu. stooop, sudahi itu semua" bentak Bisma yang sedari tadi menatap Serra dengan kesalnya. sudah sejam lebih dia berada di kamar ini dan Serra hanya keasyikan menancapkan tinta bolpointnya ke kertas tak hidup itu. oh no!!! Serra menganggap apa dirinya. Patung!! oh mungkin, dan itu terbukti
" bisma kamu bisa diam gak sih?? aku sedang konsentrasi, tak bisa membaca situasi ya kamu!! klo bosen sudah sana keluar, pintu ada di sana!! aku tak keberatan kau pergi. dengan senang hati malah"ujar serra dengan kerasnya membuat Bisma sedikit tambah geram.
" apa yang kau tulis, cerita?? curahan hatimu?? atau apa?? kenapa tak berbicara kepadaku saja. buku itu akan kusam. dan dia bisa saja terbakar/ robek dengan mudahnya. sedangkan ketika kau bercerita denganku itu tak akan menjadi masalah. pliss come on, aku disini untuk menemanimu"sekali langkah saja Bisma akan berada di hadapan Serra.
"kyaaa apa yang kau lakukan, minggir sana. aku tak membutuhkanmu. oh sorry aku tak pernah memintamu datang ke tempatku ini. kau saja yang selalu datang menggangguku. tak ada orang lain yang bisa kau ganggu kah selain aku. risih tau gak" Serra tetep Fokus pada diarynya. hampir saja oh Tuhan. nekat sekali bisma ini, kau tak akan mengerti" Serra menjauhlah sekarang
"dasar tak berperasaan, maaf kalo aku menggangumu selama ini. aku tak akan datang lagi ketika kau tak panggil, aku tak ingin mengganggu konsentrasimu. cukup puas bukan untukmu" sebelum melangkahkan kakinya untuk keluar, bisma menghampiri Serra dan mengecup kening gadis itu sangat lama. kebiasan setiap kali datang dan bertemu Serra
" maafkan aku, aku pulang dulu. lanjutkan saja, aku gak ada apa2nya dengan diary itu. lanjutkan lah, masih ingatkan klo mau membutuhkanku harus kemana???
" kau pikir aku sudah pikun, aku 21 ahun hey,  ya sudah sana. jangan kembali2 ya. see u Bisma jelek. aku tak membutuhkanmu" teriak Serra di ambang pintu kala melihat Bisma sudah berada di tangga rumahnya
" maaf, kau pasti sudah mengerti. aku mohon mengertilah. oh Tuhan biarkan seperti ini, sesakit ini kah yang kau berikan. aku kuat dan mampu. hiks... hikss... hikss.. aku tak mampu, aku tak mampu Tuhan. tolong jangan mempermainkan aku" isak tangis Serra kembali lagi. sudah beberapa hari ini dia selalu saja menangis. terlalu cengeng untuk wanita seperti dia.
***
lantunan lagu dan syair yang begitu indah mengusik dalam gendang telinga Serra, gadis ini. Gadis ini baru saja sampai dan menginjakkan kakinya. warna merah menyala seakan menyambutnya dengan senyuman.
"maafkan aku, aku baru bisa menemuinmu kali ini lagi, aku selalu berpikir untuk datang kesini. kembali untuk menemuimu, rasanya sulit dan menyakitkan" ujar Serra dalam hati yang di selingi dengan setetea air mata yang kembali meleleh.
"aku tau aku salah, aku mohon maaf!! tak bisa kah semuanya menyatuh, aku menginginkannya. bukan seperti ini yang aku mau" ujarnya kembali.
"kau tau, sakit ini sudah terlalu dalam. tak adakah penawar yang bisa kau berikan padaku. heyyy tolong cepat katakan saja kepadaku, ini sudah keterlaluan. kau selalu saja mempermainkanku. aku hidup untuk bahagia bukan sakit seperti ini" sudah jera Serra seperti ini, memohon seperti pengemis yang tak di gubris, merasa di asingkan saja
" hiksss.... hiks... hiks.. aku cape, jujur cape. lebih baik kau bunuh saja diriku daripada aku seperti ini. hikss.. hiks.. aku merindukannya ta.. ta.. taa..pi kau selalu saja menghalangi. bisakah kau memberikanku sedikit bahagia. sedikit saja. hikss... hiks.. aku ingin bahagia. a...a...a..aku ingin seperti yang lain." pecaaah. semua pertahanan Serra sudah Runtuh. Serra bersimpul dengan derai air matanya. biarkanlah seperti ini, aku tak peduli " ujarnya dalam hati. aku ingin bahagiaa, sekali saja.

sudah 2 jam Serrabersimpuh dan tak ada yang mengabaikannya, ya mungkin tak ada yang ingin.memberikannya lagi kebahagiaan. dengan sekuat tenaga, diraihnya Tas Merah pemberian Bisma dan menjuhi tempat itu. baru beberapa langkah kaki meninggalkan tempat permohonannya, tiba2 Serra berhenti.
ALLAH HU AKBAR ALLAH HU AKBAR
" Aku ingin bersama mereka, berdampingan. memasuki tempatmu. bisakah??? *lirihnya diselingi air mata kembali.
***
"kau tak merindukanku Serra, kau tak tau aku sangat merindukanmu. heeem dasar bodoh. pikiranku hanya ada dalam dirimu" kesel Bisma sambil membanting stir mobil miliknya melajukannya ke rumah Serra.
"kenapa kau tak menghubungiku. jangan2 bener kau tak mempunyai nomorku, aisss tak bisaka kau melihat di lemarimu. aku sudah menuliskannya di bagian belakang pintumu bodoh" gerutu Bisma yang semakin menjadi2.

Sudah 3 bulan ini Bisma tak pernah mengunjungi Serra lagi. dia lelah dengan semuanya namun rasa rindunya kembali membawanya di ruangan ini. tempat yang harum dan bersih, tempat dimana dia selalu menggoda Serra kapan saja dia mau. tapi penghuni kamar sjaa tak ada kemana dia???
Suara Pintu yang terbuka. Bisma menoleh. dilihatnya gadis cantik yang sedari tadi di carinya berdiri dengan raut wajah yang sulit di tebak.

" kenapa kau sembunyikan ini semua. kenapa??? amarah bisma sudah tak terkontrol lagi. dia bener2 marah kali ini.
" maksud kamu apa2an sib Bis. marah tanpa jelas. seharusnya aku yang marah kamu masuk ke kamarku tanpa permisi" dengan santai Serraberjalan menuju sofanya.
"apa?? kau masih main2. oh Tuhan Serra kamu sadar gak sih, kelakuanmu itu. arrrgggggh" puncak emosi Bisma sudah tak terkendali lagi. tembok bercat Pink itu rentak dengan sekali pukulan.
"Bismaaa!! marah Serra yang tak suka dengan kelakuan Bisma seperti ini
"apa ini??? apaaaaaa!!!! Kenapa kau menyembunyikan ini semua dariku. kenapa??? kau tak menganggapku. ya kau tak MENGANGGAPKU" Emosi bisma yang mungkin hanya dia yang tau bagaimana meredamkannya
"kau memang tak pernah melihatku, tak ingin melihatku" tesss pipi bisma di hujami dengan air mata. pria yang sok ini menangis dengan mudahnya.

Serra melemah, akhirnya harus begini. kenapa secepat ini Bisma mengetahuinya. rasanya dia ingin lari saja membawa semuanya, meninggalkan agar Bisma tak seperti ini. sangat menyakitkan.

"Hari ini aku melihat orang itu lagi!!! senyumnya, Rasanya Damai.

"Oh teenyata dia, pecicilan!!! hihihi aku suka :-D :-D

"Cinta!!!! Hari ini aku mendengar Kalimat itu. dari mulutnya. Oh Tuhan

" Dia Kembali mengungkapkan rasa yang sama dan aku menyukainya ♡♡

" Kenapa seperti inu??? Rasa ini :'( :'( :'(

"Haruskah sesakit ini Tuhan :'( :'( :'( aku pun mencintainya ♡♡

" Mesjid, adzan, Sholat ||| Klenteng, syair, pujian. itukah perbedaan

"sakit?? rasanya menyiksa. PERBEDAAAN

"Jika mencintai tak sesakit ini, aku ikhlas
Jika rasa ini bergetar, Hentikan
Jika tanpa hati orang bisa mencintai aku rela
Jika tanpa Agama bisa mencintai aku lepaskan
Jika perbedaan bisa mencintai aku menguburnya
Jika rasa tak bisa memiliki.
Jangan sakiit seperti ini :'( :'( :'(

" aku tak mampu menangis
mataku sudah tak mampu
aku mencintaimu itu sulit
MAAF!!! Kemarin, Hari ini, Dan Selamanya Aku mencintaimu.
Aku MENCINTAIMU BISMA

"Kembali mendengar suara adzan. Sakit itu Kembali
Kembali Bersujud sambil berdoa do klenteng Perih dalam lukaku. MENGAPA HARUS BERBEDA

"Perbedaan Agama??? PISAAAAAAAH :'( :'( :'( :'( :'(

Semua kata2 itu terukir jelas di Diary Serra. ya Bisma telah membaca semuanya. sakit rasanya sekarang, ternyata selama ini orang yang di cintainya juga mencintainya. sakit?? ya sangat sakit meskipun dia sudah tau yang sebenarnya namun lagi2 harus seperti ini. PERBEDAAN. AGAMA. STATUS. ternyata ini yang selama ini di sembunyika oleh Serra. Bisma tak pernah menyangka Serra bisa memendam semua ini tanpa membagi kepadanya. bukan kah Cinta Cukup kita tau dan saling merasa. ya membagi semua hal yang ada d dalam diri kita.

"hiks hiks Maaf Biss...mhaaa..." Serra Menangis
" Kenapa kamu berusaha menyembunyikan. Aku Cinta sama kamu. kamu tau itu kan. aku sangat cinta sama kamu, kamu hidup aku, kamu nafas aku. kamu rasaku, kamu pembangkitku.Aku cinta sama kamu pia " Happ Bisma merengku Serra dalam dekapannya. sangat nyaman berada sisi orang yang kita sayang bukan!!!

aliran sungai kecil yang membasahi kedua insan yang masih sama setia berpelukan ini, tak bisa terelakka lagi. sungguh miris melihat apa yang terjadi. Cinta di landasi perbedaan. MENYAKITKAN!!! SANGAAAT.
end

Senin, 14 Juli 2014

Semayat Rindu

Semayat Rindu

Lalu kamu datang disaat diam
Menyapa dengan kata yang tak sama di pelupuk nirwana indah
Mencair dan akhirnya tersenyum kepadaku
Indahkaaa dibalik awan itu

Rapuhpun yang terasa di niscaya keabadian
Sepi menggiring dalam keanehan cerita
Merindukan dulu dia sekarang yang pergi
Menjalarkan gelombang sang lampion tanpa terangnya
Lalu kaupun datang
Menghapus seutas jemari kerinduan perilakumu
Memberikan sakit di hulu nadiku dan kaupun datang
Merampas rindu itu kembali di atas awan sana
Pergi. Ya silahkan dirimu pergi
Tertanam kerinduan seperti mayat kusam yang tak mungkin kembali
Senyum!!!! Aku merindukanmu :'( :'(:'(