TUGAS
II
APRESIASI
PUISI INDONESIA
Nama : Andi Musliana
Kelas/Nim : B/105104059
Prodi : Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia
Pertanyaan
1.
Pada halaman 23 terdapat puisi Surat
Cinta Karya Rendra. Mengapa puisi tersebut dimasukkan dalam aliran romantik dan
tentukan kata-kata yang mana menggunakan kata berlebihan!
2.
Pilih aliran dan buatlah puisi sesuai
dengan aliran tersebut!
3.
Buatlah puisi yang bertolak belakang
dengan puisi anda!
Jawab
SURAT CINTA
Kutulis
surat ini
kala
hujan gerimis
bagai
bunyi tambur mainan
anak-anak
peri dunia yang gaib
Dan
angin mendesah,
Wahai,
dik Narti
aku
cinta padamu!
Kutulis
surat ini
kala
langit menangis
dan
dua ekor belibis
bercintaan
di dalam kolam
jenaka
dan manis
mengibaskan
ekor,
serta
menggetarkan bulu-bulunya.
Wahai Dik
Narti, kupinang kau menjadi istriku!
Kaki-kaki
hujan yang runcing
menyentuh
ujungnya di bumi.
Kaki-kaki
cinta yang tegas
bagai
logam berat gemerlapan
menembus
ke muka
dan
tak kan kunjung diundurkan.
Engkau
adalah putri duyung
tawananku,
Putri
duyung dengan
suara
merdu lembut
bagai
angin laut,
mendesahkan
bagiku!
Angin
mendesah
selalu
medesah
dengan
ratapnya yang merdu.
Engkau
adalah putri duyung
tergolek
lemas
mengejap-ngejapkan
matanya yang indah
dalam
jaringku.
Wahai
putri duyung,
aku
menjaringmu
aku
melamarmu.
Kutulis
surat ini
kala hujan gerimis
karena
langit
gadis
manja dan manis
menangis
minta mainan
Dua
anak lelaki nakal
bersenda
gurau dalam selokan
1. Puisi Surat
Cinta di atas dikategorikan dalam aliran romantik karena dalam puisi diatas
menceritakan tentang kisah Rendra yang menginginkan seorang gadis yang bernama
Narto menjadi miliknya. Dia mencintai gadis yang bernama Narto itu apapun
keadaannya. Dalam puisi tersebu Rendra mengungkapkan kata-kata yang berlebihan seperti
dalam bait:
a. anak-anak
peri dunia yang gaib
dan angin mendesah,
b. Kaki-kaki
hujan yang runcing
menyentuh ujungnya di bumi.
Kaki-kaki cinta yang tegas
bagai logam berat gemerlapan
menembus ke muka
dan tak kan kunjung diundurkan.
c. Engkau
adalah putri duyung
tawananku,
Putri duyung dengan
suara merdu lembut
bagai angin laut,
mendesahkan bagiku!
Angin mendesah
selalu medesah
dengan ratapnya yang merdu.
d.
mengejap-ngejapkan
matanya yang indah
dalam jaringku.
2. Mengetahui
apakah saya termasuk dalam aliran apa sebenarnya belum dapat saya pastikan
karena sebagai pemula dalam menulis sebuah puisi, pikiran tidak akan selalu
sama ketika ingin mengungkapkan sesuatu. Jadi dalam pembuatan puisi saya hanya
mengandalkan apa yang terbesit dalam pikiran saya tanpa mengetahui apakah
termasuk dalam aliran dalam puisi.
Ini salah
satu puisiku:
Ayah
Duduk tersandar aku selalu mengenangmu
Mendekapmu ingin aku lakukan
Bagaikan pungguk yang merindukan bulan sudah tak terbendung
Ingin menyentuh senyum yang kau lukiskan
Ayah...
Dalam hidupku akan ada bayanganmu
Kekuatanku ada dalam dirimu
Saat aku rapuh kau selalu menopangku
Engkau tongkat emas menerangi jiwaku
Memberikan kilauan di sanubari kosong
Ayah............
Sering ku menangis pada dinding yang tak bertuan
Pada papan cermin yang mulai usang
Pada bingkai hati yang tak kunjung merayap
Tidak...tidak...tidak.
Aku masih tak bisa melepasmu
Terbang melayang menembus celah-celah sempit itu
Ingin berlari menembus lorong waktu
Mematahkan segala yang ada di hadapanku
Menghancurkan duri berdaging di jiwaku
Untuk menggenggap tanganmu lagi
Ayah.
3.
Aliran puisi yang tak bisa saya lakukan
dengan melalui pikiran dalam sebuah kata-kata yaitu aliaran puisi realisme
sosial. Aliran ini tidak bisa membuat pikiran saya terbuka secara baik dalam
menulis sebuah puisi. Salah satu puisis saya tentang Aliran Realisme sosial
DERITA JALANAN
Pernahkah kau berfikir betapa tersiksanya mereka?
Mengambil sesuap nasi dalam kantong plastik berseraka
Kalian seenaknya membentak, menganiaya mereka tanpa belas
kasihan
Rasa dalam jiwa mereka kubur demi kelangsungan hidup
Setetes keringat yang mereka curahkan kalian balas dengan
penghinaan
Hati tercabik menyaksikan kereta kencana menyemburkan kotoran
ke muka
Lelah yang rasakan tak pernah kalian pedulikan
Kemewan batin tak bisa kalian tunjukkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar